Jumat, 19 Maret 2010

ghibah

« JANGAN MEMBICARAKAN AIB ORANG LAIN
DENGKI »
27 Jul
GHIBAH YANG BERKEMBANG MENJADI FITNAH
Oleh jalandakwahbersama pada TASAWUF. Ditandai:TASAWUF. & Komentar
Berbicara tentang aib orang lain, jika aib yang dikatakan benar, disebut menggunjing atau ghibah, dan disebut fitnah jika yang dikatakan tidak benar. Manusia memang tidak lepas dari kesalahan dan lupa, manusia bisa saja berbuat khilaf. Bersyukurlah kita sebagai manusia, karena kita hidup di balik tabir, yang oleh Allah SWT dengan kebijakan-Nya digunakan untuk menutupi perbuatan-perbuatan buruk kita. Seandainya saja tabir Ilahi ini diangkat untuk memperlihatkan semua kesalahan dan keburukan kita, niscaya semua orang akan mengetahui semua keburukan-keburukan dan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan. Yang mengakibatkan masyarakat akan membenci kita.
Coba kita tanyakan dengan jujur pada diri kita sendiri, bagaimana rasanya apabila kita yang menjadi orang yang digunjingkan/dighibah? Pastinya, tidak akan ada seorangpun yang mau aibnya terbuka. Dan pastinya, tidak ada seorangpun yang senang bila di ghibah/gunjingkan. Dan malah biasanya, ada dari kita yang akan bereaksi marah, apabila mendapati kenyataan dirinya di gunjingkan orang. Karena itulah agama islam melarang kita untuk saling ghibah, menggunjing (membicarakan aib orang lain) apalagi, menfitnah.
Kita harus akui dengan jujur, bahwa ada dari kita yang kadang dalam menyampaikan sesuatu, suka melebih-lebihkan/menambah-nambahkan, entah kenapa, sehingga jarang sekali, kita bisa menyampaikan sesuatu dengan pas, tidak ditambah-tambahkan dan tidak dikurangi. Dalam kaitan dengan ghibah, kalau aib orang yang kita bicarakan itu benar, maka itu disebut ghibah. Namun seringkali ghibah berkembang menjadi sebuah fitnah, karena kebiasaan kita yang suka melebih-lebihkan, menambah-nambahkan omongan. Ketahuilah, omongan yang kita tambah-tambahkan / lebih-lebihkan itulah, yang termasuk fitnah.
Banyak ayat suci Al Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW yang melarang keras segala bentuk ghibah dan fitnah, antara lain:
1. “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS.Al Hujurat [49] ayat 12)
2. Allah SWT berfirman, ”Sesungguhnya mengada-adakan kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan mereka itulah orang-orang pendusta.” (Al-Nahl: 105).
3. Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini: ”Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka kata Nabi saw: “engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab Nabi SAW: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah mengghibah-nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya.”(HR Muslim/2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935)
4. Muslim dengan muslim lainnya itu bersaudara, tidak boleh mengkhianati, mendustakan dan menghina. Setiap muslim dengan muslim lainnya haram kehormatan, harta dan darahnya. Taqwa itu disini ! (sambil nabi SAW menunjuk pada dadanya) Cukup disebut seorang itu jahat jika ia mencaci saudaranya sesama muslim (HR. Muslim 2564)
5. Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya sesama muslim, maka Allah SWT akan membelanya dari neraka kelak di hari Kiamat.” (HR. Tirmidzi 1932, Ahmad 6/450
Tidak dapat dipungkiri bahwa dampak dari fitnah bukan saja terhadap seseorang yang difitnah, tapi juga terhadap masyarakat luas. Di tanah air kita, seringkali terjadi keributan dan kerusuhan yang disebabkan oleh fitnah dan adu domba. Begitu besarnya bahaya dan dosa fitnah, hingga oleh Islam dikategorikannya sebagai perbuatan lebih kejam dari pembunuhan. Bahkan, Nabi Muhammad SAW lebih mempertegasnya lagi dalam sabdanya, ”Tidak akan masuk surga orang yang menghambur-hamburkan fitnah (suka mengadu domba).” (HR Abu Dawud dan At-Thurmudzi).
Untuk itu, marilah kita jauhi segala macam bentuk ghibah, pergunjingan apalagi fitnah. Karena sebuah masalah besar, berawal dari masalah kecil. Ributnya sekelompok warga, seringkali terjadi karena kesalahan atau pertikaian satu orang. Untuk itu, apabila kita mengetahui ada saudara semuslim kita yang melakukan kesalahan, tegurlah secara langsung dan sampaikanlah dengan baik-baik. Apabila ia masih belum juga mampu menyadari kesalahannya, kita doakan semoga Allah SWT memberikan hidayah kepada-Nya.
Tugas kita sebagai sesama muslim, hanyalah mengingatkan bila ada saudara kita yang tersesat dari jalan yang benar, tapi kita juga harus ingat, bahwa kita tidak akan bisa merubah seseorang menjadi lebih baik, bila orang itu sendiri tidak berusaha merubahnya. Jadi semuanya kita kembalikan kepada Allah SWT.
PERSATUAN, PERDAMAIAN DAN KERUKUNAN
MAWARIS »
ISYRAF, TABZIR, GHIBAH DAN FITNAH
Posted by Bustamam Ismail on December 11, 2007
Pengertian Isyraf, Yang dimaksud dengan isyraf ialah sutu sikap jiwa yang memperturutkan keinginan yang melebihi semestinya. Seperti makan terlalu kenyang, berpakaian terlalu dalam menybabkan menyapu lantai atau tanah, Menguber hawa nafsu yang berlebihan, sehingga dapat melanggar norma-norma Susila, agama, dan hukum.lihat al-Qur’an online di google
Artinya:”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.
2. Pengertian Tabzir
Yang dimaksud dengan tabzir ialah menggunakan/ membelanjakan harta kepada hal yang tidak perlu, atau disebut juga boros. Alah menganggap orang tersebut sebagai temannya syetan. Allah berfirman.lihat al-Qur’an online di google
Artinya:” Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS Al Isra’ : 26-27)
3. Pengertian Ghibah.
Ghibah ialah mempergunjingkan orang lain tentang aib lain atau sesuatu yang apabila didengar oleh orang dibicarakan dia akan benci. Dalam sebuah ayat Allah menggambarkan laksana orang memakan daging saudara yang sudah mati. Allah berfirman. .lihat al-Qur’an online di google
.Artinya :” Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”( QS. Al Hujurat : 12)
1. Pengertian Fitnah.
Fitnah adalah suatu sipat yang tercela , suatu usaha seseorang untuk mencemarkan nama baik seseorang, sehingga orang yang tidak mengerti persoalan menganggap bahwa fitnah itu benar. Sehingga opini masyarakat akan negative kepada kelompok atau seseorang yang kena fitnah tersebut. Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan . .lihat al-Qur’an online di google
Artinya:”Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.”( QS Al Baqarah : 192-193 )
RADIO TALKSCRIPT MEDIA ISLAM NET | Program: Voice of Islam | Narasumber: Usth. Ir. Lathifah Musa (Konsultan Klinik Anak Muda untuk Pergaulan Islami) | TOPIK: GOSIP, GHIBAH, DESAS-DESUS DAN FITNAH
SMS:
Assalaamu’alaikum. Apa yang dimaksud dengan ghibah, samakah dengan gosip. Bagaimana menghadapi desas desus dan fitnah? (0856-287-xxxx)
Ustadzah, apa yang dimaksud dengan ghibah?
Ghibah adalah menceritakan saudara kita dengan sesuatu yang tidak disukainya. Kalau kita menceritakan yang tidak sebenarnya, maka itu adalah fitnah. Baik ghibah ataupun fitnah, keduanya sama-sama haram.
Apa yang masuk dalam kategori ghibah dan fitnah?
Sebagai contoh: Misalnya ketika kita melihat ada satu peristiwa yang tidak enak pada diri teman kita. Sebagai contoh, teman kita itu tanpa sengaja bertengkar dengan suaminya atau orang tuanya di depan kita. Bagi dia, itu peristiwa yang tidak dia sukai atau memalukan. Tetapi kemudian kita ceritakan kepada orang lain dan akhirnya peristiwa itu tersebarluas. Nah itu namanya ghibah. Yang saat ini terkategori ghibah juga adalah apa yang dilakukan di berita-berita infotainment. Misalnya berita perceraian artis, pertikaian dalam rumah tangga mereka, kondisi anak yang tidak bahagia. Namun ternyata berita-berita ini ditunggu-tunggu oleh wartawan, sehingga mereka mengejar kemana-mana. Dalam satu kondisi kita sering melihat mereka justru lari-lari menghindari wartawan dengan wajah yang sedih, menangis dsbnya. Tetapi sepertinya ini berita yang justru sangat disukai. Di era kapitalisme seperti sekarang ini bagi media ada ungkapan Bad News is Good News.
Ustadzah, kadang-kadang tanpa sadar kita bisa saja melakukan ghibah. Bagaimana batasan-batasan dalam ngobrol, agar tidak jatuh ke dalam ghibah.
Mungkin ghibah ini memang aktivitas yang disukai manusia. Kita sendiri sering menyaksikan, betapa asyiknya ketika menggunjingkan atau membicarakan orang lain. Bahkan untuk hal-hal yang sebenarnya bukan urusan kita, itu sering sekali kita bicarakan dan bahas. Padahal bisa jadi ini adalah ghibah. Dan ketika terjadi ghibah, tidak jarang kemudian terserempet kepada fitnah. Ini jauh lebih berbahaya lagi. Misalnya, kita melihat ada tetangga kita A (laki-laki) datang ke rumah tetangga kita yang lain, kebetulan perempuan (B). Kemudian kita bercerita kepada tetangga kita yang lain lagi (C); Eh saya tadi liat A datang ke rumah B lho. Dengan membawa bungkusan. Wajahnya senyum-senyum. Mungkin saja memang sampai berita ini faktanya benar. Tetapi kemudian dilanjutnya: eh sepertinya suaminya B lagi keluar kota tuh. Ada apa ya kok A datang ke rumah B padahal suaminya lagi keluar kota. Nah sampai titik ini mulai muncul dugaan (karena ada kata sepertinya). Kemudian ketika melanjutkan dengan kalimat: Jangan-jangan mereka selingkuh tuh. Mulai muncul tuduhan. Kemudian sesudah pertemuan itu, beredar berita bahwa A selingkuh dengan B, berita ini dari C. Berkembanglah fitnah. Karena memang faktanya tidak demikian. Bisa jadi A menitipkan bungkusan dari istrinya untuk B, Kemudian B ini suaminya sudah pulang dari luar kota, dan masih banyak fakta lain yang sebenarnya dalam perbincangan tadi sifatnya masih menduga-duga. Membicarakan yang benar saja, sudah masuk dalam ghibah, ketika tidak benar maka sudah terjerumus dalam fitnah.
Bagaimana hukumnya orang yang melakukan ghibah?
Hukumnya haram, sebagaimana firman Allah dalam QS al Hujurat: 12:”Walaa yaghtab ba’dhukum ba’dhan ayuhibbu ahadukum an ya’kula lahma akhiihi maytan fakarihtumuuhu wattaqullaaha innallaaha tawwaaburrahiim: Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
Dari Abu Hurairah ra. Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda:”Tahukah kalian apa ghibah itu?” Para shahabat berkata,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui. Rasulullah Saw bersabda: Dzikruka akhaaka bimaa yakrahu. Ghibah adalah jika engkau menceritakan saudaramu dengan sesuatu yang tidak dia sukai.” Para shahabat berkata,”Bagaimana pendapat engkau jika apa yang kukatakan itu ada padanya?” Rasulullah Saw bersabda,”Apabila apa yang kau katakan ada padanya, maka engkau telah menggunjingnya. Apabila yang engkau katakan tidak ada padanya, maka engkau telah memfitnahnya.” (HR Muslim)
Terkait dengan desas desus, apakah dikategorikan dengan ghibah atau fitnah?
Desas-desus, adalah satu berita yang belum jelas faktanya. Sehingga membicarakan hal ini, selain kategorinya ghibah ketika memang benar faktanya. Maka bisa termasuk dalam fitnah ketika faktanya keliru. Di sinilah kita harus berhati-hati dan menghindari memperbincangkan atau bahkan menghukumi suatu fakta berdasarkan desas desus. Apalagi kalau itu terkait dengan seorang muslim. Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: Kullu muslimi ‘alal muslimi haraamun dammuhu wa maaluhu wa ‘irdhuhu: Setiap muslim atas muslim yang lain haram darahnya, kehormatannya dan hartanya. (HR.Muslim)
Dari Aisyah ra, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda kepada para shahabat: Maukah kalian mengetahui riba yang paling besar di sisi Allah? Mereka berkata,”Allah dan rasulNya lebih mengetahui. Rasulullah Saw bersabda,” Sesungguhnya riba yang paling besar di sisi Allah adalah menghalalkan kehormatan seorang muslim untuk dicemari. Kemudian Rasul Saw membacakan firman Allah (QS al Ahzab:58):”Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.”
Orang yang tidak berusaha menjaga kehormatan saudaranya padahal ia mampu melakukannya, berarti ia telah menghinakannya. Hadits Jabir riwayat Abu Dawud, al Haitsami berkata:”Sanadnya hasan”, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: Seorang muslim yang menghinakan muslim yang lain pada saat dirusak kehormatannya dan harga dirinya, maka pasti Allah akan menghinakannya pada saat ia menginginkan pertolongan dari Allah. Seorang yang membela seorang muslim pada saat dicemari harga dirinya dan dirusak kehormatannya, maka Allah akan membelanya pada saat ia menginginkan pertolongan dari Nya.
Apa yang harus dilakukan seorang muslim ketika mendengar desas-desus? Karena khawatir bisa terperosok dalam perbuatan ghibah dan fitnah?
Terkait dengan masalah ghibah dan fitnah ini, memang yang terpenting adalah diri kita sendiri. Agar kita bisa menghindari perbuatan tersebut. Secara khusus adalah melihat kepada diri kita kita sendiri, apakah kita masih berghibah, sehingga bagaimana caranya agar kita menjauhkan diri dari ghibah. Jadi bukan sekedar mengklaim orang lain berghibah atau tidak, karena orang lain, biarkan itu menjadi urusan Allah. Tapi tentu pribadi kita sendiri, semoga saja selamat dari perbuatan tersebut. Karena desas desus adalah hal yang bisa menjerumuskan dalam ghibah dan fitnah sekaligus, maka kita harus menghindari. Pertama bila mendengar desas desus, maka jangan dipedulikan. Jauhilah. Anggaplah itu godaan setan yang bisa menjerumuskan. Kemudian dalam menerima berita, sangat sulit menerimanya dari yang bukan sumbernya. Untuk itu anggaplah desas desus yang harus dijauhi, sehingga kita tidak terjebak dalam kesalahan. Termasuk berita-berita infotaintmen, sebenarnya itu termasuk berita yang kategorinya banyak yang masih desas-desus.
Apakah ada kondisi tertentu, kita dibolehkan membicarakan orang?
Ada hal tertentu, dimana para ulama membolehkan ghibah. Yakni karena enam alasan: (1) mengadukan kezhaliman (2) menjadikan ghibah sebagai jalan mengubah kemungkaran (3) meminta fatwa (4) memberikan peringatan kepada kaum muslimin dari kejahatan (Hal ini termasuk dalam kategori nasihat), (5) menceritakan orang yang terang-terangan melakukan kefasikan dan bid’ah. (6) mencari rawi dan saksi yang cacat. Ini semua ditujukan untuk melakukan kebaikan. Tentu harus sangat berhati-hati karena semuanya harus dilakukan untuk kepentingan yang baik dalam rangka menegakkan hukum syara. Bukan yang lain, seperti mencari manfaat atau kepentingan yang lain selain penegakan hukum syara’. Di sinilah keimanan dan ketaqwaan yang kuat harus melekat pada diri setiap muslim.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar