Selasa, 16 Februari 2010

keajaiban

Keajaiban Itu Hadir

By: agussyafii

Perbuatan baik yang kita lakukan tidak akan pernah sia-sia sebab kebaikan yang kita lakukan akan kita menuainya. Begitulah saya belajar dari banyak orang yang menyakini bahwa berbuat baik adalah solusi dari masalah yang dihadapinya. Bahkan kebaikan memberikan kekuatan dalam menghadapi kesulitan hidup bagi yang melakukannya.

Saya mengenal seorang ibu yang memiliki kegigihannya dalam berbuat baik untuk orang-orang sekelilingnya sangat luar biasa. Para ibu majelis taklim dibantunya untuk berkreasi membuat kue yang laku dipasarkan. Juga kebiasaannya untuk membantu orang-orang yang tidak mampu dan kebiasaannya hadir bersama anak-anak Amalia untuk berbagi kebahagiaan.

Semangat untuk berbuat baik yang dilakukan justru didorong ketika dokter memvonis dirinya tidak akan pernah memiliki anak, kondisi keluarga menjadi terguncang. Perkawinannya yang menginjak enam tahun, diusianya yang berkepala tiga tentunya masih masa subur untuk punya anak. saya dan suami lemas lunglai, begitu katanya disaat dokter menyampaikan hasil pemeriksaan dirinya sudah kurang subur. Dokter menganjurkan untuk menjalani laporskopi, untuk melihat apakah ada kelainan dalam rahim. Itupun tidak menjamin dirinya bisa hamil.

Ditengah kondisi kehancuran hatinya, dirinya ikhlas dan membuat lebih dekat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. menjalankan ibadah sholatnya menjadi lebih khusyu' dan semangat menolong orang disekitarnya begitu luar biasa. Sampai Sang Ibu lupa tentang masalah yang dihadapinya.

Pada saat saya menyarankan padanya agar mengasuh seorang anak tanpa berpikir panjang sang ibu itu mengasuh seorang bayi yang ibunya meninggal disaat melahirkan. Dengan cinta kasih diasuh anak itu Sampai tumbuh sehat. Disaat anak itu sedang lucu-lucunya karena mulai bisa merangkak, tiba-tiba keajaiban itu datang. Ibu itu terlambat mens. Pada awalnya dianggap biasa saja namun ketika dibawa ke dokter ternyata positif hamil.

Bayi perempuan yang dilahirkan begitu manis dan cantik dan sekarang sudah bisa berjalan. Ucapan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala tiada henti dipanjatkan. Tak kuasa menahan air mata karena kebahagiaan itu telah hadir. Subhanallah..

Kala Air Mata Itu Mengalir

By: agussyafii

'Kala airmata itu terus mengalir cukuplah Allah SWT sebagai pelindungku,' itulah yang diucapkan oleh seorang Ibu, perempuan yang begitu tegar dalam hidupnya tetapi senantiasa berpikir bahwa hidupnya penuh keberkahan. Pernikahannya yang pertama mengalami kegagalan. Hatinya gundah, airmatanya mengalir dengan kepasrahan bahwa hidup dan matinya hanya untuk Allah semata.

Walau hanya dengan 'kaki sebelah' dirinya sanggup untuk bekerja keras memenuhi kebutuhan ketiga anaknya. Perlahan semuanya membaik, anak-anaknya bangkit. Awal dirinya diterima di salah satu perusahaan hingga dirinya dipercaya sebagai salah petinggi di perusahaannya, tantangannya semakin berat.

'Saya selalu membaca tulisan-tulisan Mas Agus dan semakin menguatkan saya, benteng perlindungan yang paling aman hanyalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala,' begitulah tuturnya, disaat sore itu berkunjung ke Rumah Amalia. Biasanya beliau setiap di akhir bulan senantiasa menyisihkan rizkinya untuk anak-anak Amalia.

Lanjutnya beliau mengatakan bahwa setiap kali dalam kesulitan selalu membaca ayat suci al-Quran seolah Allah Subhanahu Wa Ta'ala menuntunnya untuk menemukan jawabannya. Pernah sehabis sholat subuh saya membaca surat an-Naml, seolah Allah mengingatkanku agar menjadi pemimpin yang arif dan bijak. aku selalu membaca surat al-Kahfi agar diberi kekuatan lahir dan batin dalam mengaruhi hidup yang kian tidak menentu ini.

Tak lama ujian berikutnya tiba, ketika dirinya diharuskan berhadapan dengan pengadilan karena urusan sengketa. Sekuat apapun sebagai seorang perempuan dirinya hanya bisa bersujud di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala memohon ampunanNya. 'Inilah bukti Allah mencintai hamba-hambaNya yang dilimpahkan karunia dengan berbagai bentuk.' Berkat doanya yang selalu dipanjatkan, kebiasaannya yang selalu membantu orang tetap saja dilakukan, di saat teman-temannya mengingatkan tentang dirinya yang terlalu baik terhadap orang lain.

Kebiasaannya yang selalu berbagi kasih sayang dengan anak-anak Amalia, membantu orang lain dan juga tetangganya yang selalu kesusahan menjadikan rumahnya sebagai pilihan pertama untuk meminta pertolongan tetap dilakukan sekalipun dirinya dirundung berbagai masalah. "Begitulah orang tua saya mendidik untuk selalu membantu orang lain, "katanya.

Sampai keputusan di pengadilan menyatakan dirinya menang, banyak teman-temannya yang terheran bagaimana mungkin dirinya bisa menang di pengadilan? "Hanya Allah yang Maha Mengatur semuanya.." begitu jawabnya.

"Saya rasakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala melimpahkan karuniaNya buat kami sekeluarga, rizki yang kami terima juga mengalir untuk orang-orang disekeliling kami yang membutuhkan karena kami yakin, kami hanyalah pintu rizki bagi mereka..alhamdulillah, terima kasih ya Allah...."ucapnya dengan penuh rasa syukur.

---
"Sesungguhnya Allah membantu dan menolong orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan" (QS. An-Nahl ayat 128).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar